Moral Masyarakat Pasca Bencana Aceh

       Saya teringat pada tahun 2004 yang lalu tepatnya pada hari minggu tanggal 26 desember jam 8 pagi terjadi gempa yang sangat dahsyat yang seakan akan bangunan yang ada disekeliling bakal hancur. pada saat itulah bencana yang lebih besar menghantam salah satu kecamatan di lhokseukon kabupaten aceh utara tepatnya di kecamatan tanah pasir. hari itu telah menjadi hari yang paling menakutkan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. mereka berlarian menyelamatkan diri dari gelombang air laut yang sangat besar dan tidak hanya menghancurkan tempat tinggal mereka tapi juga menelan korban ratusan orang.
        Pasca tsunami menjadi hari yang kelam bagi korban yang mengalami bencana, masyarakat berbondong bondong membawa bantuan, ada masyarakat yang memberikan tempat tinggal bagi mereka yang telah menjadi pengungsi dalam kurun waktu beberapa jam.  solidaritas keacehan sangat kental di tunjukkan oleh masyarakat pada saat itu. hampir semua orang ikut membantu mengevakuasi mayat-mayat yang meninggal ketika bencana terjadi, tidak terkecuali anak anak sekolah yang dengan peralatan seadanya turun ke kampung-kampung yang sudah rata degan tanah mencari dan mengumpulkan mayat-mayat untuk di kuburkan. hal ini dikerjakan dengan penuh ikhlas dan rasa bertanggung jawab antara sesama manusia.
      Pada hari kedua setelah tsunami masyarakat sudah mulai membangun tempat pengungsian sementara ( barak)  bagi korban yang selamat dari peristiwa bencana yang terbesar di abad ini. banyak sekali masyarakat yang memberi bantuan baik secara moril maupun harta benda, ada yang membentuk kelompok kelompok kecil untuk menggalang dana dan bantuan di pinggir jalan dengan cara meminta bantuan sumbangan dari pengendara mobil yang lewat ada juga yang khusus datang kerumah warga untuk meminta bantuan bagi korban dengan cara meminta perbekalan baik itu makanan pokok maupun pakaian yang dapat di gunakan oleh para pengungsi yang ada di barak-barak pengungsian. sifat konfornitas ini dilakukan tidak terlepas dari pada rasa memiliki dan rasa tanggung jawab sesama muslim.
     Pada saat pasca tsunami banyak orang-orang yang menjadi sadar dari berbuat maksiat, ada yang sebelum tsunami tidak pernah sholat, tapi setelah tsunami sudah kemenasah untuk sholat  berjamah bersama-sama. ada yang dulunya kikir menjadi murah hati, ada yang dulunya preman tetapi kemudian pergi belajar di majlis ta'lim hal ini merupakan salah satu hikmah dari pada tsunami. Hari hari berlalu minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun mulailah orang-orang mulai melupakan apa yang telah terjadi pada tahun 2004 yang lalu. di barak-barak pengungsi ditemukan penyimpangan-penyimpangan seperti perzinahan, khalwat, pemurtadan dan lainnya. malah pada saat itu adav yang melakukan zina di kuburan ulama. sebenarnya penyimpangan penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat sudah terjadi pada minggu minggu pertama evakuasi korban yang meninggal.  salah satunya adalah terjadinya penjarahan terhadap harta benda korban. ada yang rela memotong tangan mayat yang telah kembung demi untuk mengambil gelang emas yang ada di tangan mayat. dan itu tidak hanya dilakukan oleh orang orang yang datang dari luar yang menggunakan kedok memberikan bantuan akan tetapi juga dilakukan oleh warga yang selamat dari bencana tsunami tersebut. bayangkan betapa tidak bermoralnya manusia pada saat itu.
         Sekilas kita melihat aslinya masyarakat aceh adalah masyarakat yang hidup saling bergotong-royong dan saling membantu antara satu dan lainnya. ini terbukti dengan keakraban masyarakat yang diperlihatkan di kampung-kampung. begitu juga pasca tsunami sifat ini dipraktekkan oleh masyarakat aceh. tetapi lagi-lagi masayarakat kita kecolongan ketika berhadapan dengan uang. ketika bantuan datang mengalir maka sifat yang saling membantu tadi seolah olah hilang bak ditelan bumi. orang-orang hanya memikirkan diri sendiri, penyelewengan dana bantuan di mana-mana. penipuan terhadap warga korban bencana pun kerap dilakukan dengan kedok akan memberikan rumah bantuan dengan syarat membayar sejumlah uang. inilah beberapa  Konfornitas dan penyimpangan Moral yang dilakukan masyarakat pasca bencana tsunami.